slide show



Kamis, 23 Mei 2013

10 Atlet Tangguh Paling Sulit di Kalahkan

1. Rocky Marciano (Tinju)

 Pada periode 1947 hingga 1956, Rocky memenangi 49 pertandingan tanpa putus. Memang, ada petinju lain dengan rekor kemenangannya lebih banyak seperti Jimmy Wilde (103 menang), Pedro Carrasco (93 menang), Sugar Ray Robinson (91 menang) dan Julio Cesar Chavez (81). Akan tetapi, hanya Rocky Marciano, petinju Amerika berdarah Italia ini, yang menang sebanyak itu tanpa pernah ternoda kekalahan.


2. Wilt Chamberlain (Basket)


 
Dalam kurun 1961-1963, dia sempat memenangkan 126 pertandingan berturut-turut dengan skor tiap pertandingan selalu lebih dari 20 poin. Dia adalah teror bagi tim lawan, bahkan rekor skor 100 poin pun sempat dibuat olehnya dan sulit terulang pemain lain selepas itu. Jika dikalkulasikan, rata-rata Wilt Chamberlain mencetak 50 skor per pertandingan.


3. Pele (Sepak Bola)


 
Pele pertama kali muncul di Piala Dunia pada tahun 1958 sebagai pemain muda berumur 17 tahun. Dia mencetak gol pertamanya di Piala Dunia ketika bermain melawan Wales di perempat-final, pertandingan kedianya di Piala Dunia. Saat usianya baru menginjak 17 tahun 239 hari, Pele dinobatkan sebagi pencetak gol termuda dalam sejarah Piala Dunia. Kehebatan Pele semakin terlihat ketika mencetak hattrick di pertandingan semi final melawan Perancis. Sampai sekarang, Piala Dunia 1958 di Swedia dikenang sebagai awal karier sang legenda. Tak berlebihan rasanya jika FIFA sampai menjulukinya sebagai King of Football. Pernah mencetak delapan gol dalam satu pertandingan tahun 1964, Pele juga mencatatkan diri sebagai pemain yang pernah enam kali mencetak lima gol dalam satu pertndingan, 30 kali quattrick, dan tak kurang dari 92 kali hattrick. sepanjang karirnya, Pele membukukan 1.281 gol dalam 1363 pertandingan.


4. Sebastien Loeb (Mobil Rally)


 

Sejak 2005, pria Prancis ini memenangkan tujuh gelar kejuaran reli dunia utama. Hebatnya, dia memenangkan gelar ini saat masih masuk tim besar, maupun saat akhirnya dia mendirikan tim sendiri dalam kejuaraan tersebut. Loeb juga dipuji karena gelar yang dimilikinya dinilai fair dan mutlak mengalahkan lawan-lawannya.


5. Michael Phelps (Renang)


 
Pada final Olimpiade tahun 2010, Phelps memenangkan delapan gelar sekaligus, sehingga kerap disebut perenang terbaik sepanjang sejarah. Kontroversi memang datang kemudiansoal keabsahan dia menjadi juara renang 100 meter, maupun saat dia tersangkut kasus narkotika. Akan tetapi, tak ada yang bisa membantah kehebatannya.


6. Alexander Karelin (Gulat)


 Pada periode 1987 sampai 2000, Kareli tak terkalahkan dalam kompetisi internasional yang diikutinya. Media massa asing menjulukinya The Beast and The Experiment, meski dia tak begitu mempedulikan julukan. Yang penting, siapapun lawannya di matras akan dikalahkannya. Karena itu, tak perlu heran jika dia memenangkan tiga medali emas Olimpiade dan sembilan kali juara dunia gulat!


7. Edwin Moses (Atletik)


 
Selama kurun 1977 hingga 1987, dia telah memenangkan 122 lomba lari jarak 400 meter tanpa cacat. Percaya atau tidak, selama sepuluh tahun lamanya, dia tak pernah berada di rangking kedua sekalipun. Dia juga menjadi juara Olimpiade dua kali.


8. Esther Vergeer (Tenis tunadaksa)


 
Sejak 2003, petenis tunadaksa berusia 29 tahun dari Belanda, Esther Vergeer, memenangkan 413 pertandingan tak terkalahkan. Karenanya, dia memenangkan 37 grand slam serta lima gelar Paralympic Games, termasuk di nomor ganda.Ester masuk dalam daftar olahragawan profesional paling dominan sepanjang sejarah.


9. Emil Zátopek (Atletik)



 

Dalam periode 1948-1951, Emil memiliki rekor 75 kemenangan lomba lari jarak jauh. Pria Ceko dengan julukan lokomotif ini memenangkan tiga medali emas pada Olimpiade di Helsinki tahun 1952. 

10. Rudy Hartono (Bulutangkis)        

 
Rudy adalah atlet yang paling sering menjuarai tunggal putra ALL England, turnamen yang hingga 1976 dianggap sebagai kejuaraan dunia tidak resmi. Dalam kurun 1968-1976, Rudy delapan kali menjadi juara (sekali kalah dari bintang Denmark Sven Pri di final 1975). Rudy juga enam kali memperkuat tim Piala Thomas Indonesia kurun 1967-1982 dengan hasil tiga kali juara. 1. Rocky Marciano (Tinju)

 Pada periode 1947 hingga 1956, Rocky memenangi 49 pertandingan tanpa putus. Memang, ada petinju lain dengan rekor kemenangannya lebih banyak seperti Jimmy Wilde (103 menang), Pedro Carrasco (93 menang), Sugar Ray Robinson (91 menang) dan Julio Cesar Chavez (81). Akan tetapi, hanya Rocky Marciano, petinju Amerika berdarah Italia ini, yang menang sebanyak itu tanpa pernah ternoda kekalahan.


2. Wilt Chamberlain (Basket)


 
Dalam kurun 1961-1963, dia sempat memenangkan 126 pertandingan berturut-turut dengan skor tiap pertandingan selalu lebih dari 20 poin. Dia adalah teror bagi tim lawan, bahkan rekor skor 100 poin pun sempat dibuat olehnya dan sulit terulang pemain lain selepas itu. Jika dikalkulasikan, rata-rata Wilt Chamberlain mencetak 50 skor per pertandingan.


3. Pele (Sepak Bola)


 
Pele pertama kali muncul di Piala Dunia pada tahun 1958 sebagai pemain muda berumur 17 tahun. Dia mencetak gol pertamanya di Piala Dunia ketika bermain melawan Wales di perempat-final, pertandingan kedianya di Piala Dunia. Saat usianya baru menginjak 17 tahun 239 hari, Pele dinobatkan sebagi pencetak gol termuda dalam sejarah Piala Dunia. Kehebatan Pele semakin terlihat ketika mencetak hattrick di pertandingan semi final melawan Perancis. Sampai sekarang, Piala Dunia 1958 di Swedia dikenang sebagai awal karier sang legenda. Tak berlebihan rasanya jika FIFA sampai menjulukinya sebagai King of Football. Pernah mencetak delapan gol dalam satu pertandingan tahun 1964, Pele juga mencatatkan diri sebagai pemain yang pernah enam kali mencetak lima gol dalam satu pertndingan, 30 kali quattrick, dan tak kurang dari 92 kali hattrick. sepanjang karirnya, Pele membukukan 1.281 gol dalam 1363 pertandingan.


4. Sebastien Loeb (Mobil Rally)


 

Sejak 2005, pria Prancis ini memenangkan tujuh gelar kejuaran reli dunia utama. Hebatnya, dia memenangkan gelar ini saat masih masuk tim besar, maupun saat akhirnya dia mendirikan tim sendiri dalam kejuaraan tersebut. Loeb juga dipuji karena gelar yang dimilikinya dinilai fair dan mutlak mengalahkan lawan-lawannya.


5. Michael Phelps (Renang)


 
Pada final Olimpiade tahun 2010, Phelps memenangkan delapan gelar sekaligus, sehingga kerap disebut perenang terbaik sepanjang sejarah. Kontroversi memang datang kemudiansoal keabsahan dia menjadi juara renang 100 meter, maupun saat dia tersangkut kasus narkotika. Akan tetapi, tak ada yang bisa membantah kehebatannya.


6. Alexander Karelin (Gulat)


 Pada periode 1987 sampai 2000, Kareli tak terkalahkan dalam kompetisi internasional yang diikutinya. Media massa asing menjulukinya The Beast and The Experiment, meski dia tak begitu mempedulikan julukan. Yang penting, siapapun lawannya di matras akan dikalahkannya. Karena itu, tak perlu heran jika dia memenangkan tiga medali emas Olimpiade dan sembilan kali juara dunia gulat!


7. Edwin Moses (Atletik)


 
Selama kurun 1977 hingga 1987, dia telah memenangkan 122 lomba lari jarak 400 meter tanpa cacat. Percaya atau tidak, selama sepuluh tahun lamanya, dia tak pernah berada di rangking kedua sekalipun. Dia juga menjadi juara Olimpiade dua kali.


8. Esther Vergeer (Tenis tunadaksa)


 
Sejak 2003, petenis tunadaksa berusia 29 tahun dari Belanda, Esther Vergeer, memenangkan 413 pertandingan tak terkalahkan. Karenanya, dia memenangkan 37 grand slam serta lima gelar Paralympic Games, termasuk di nomor ganda.Ester masuk dalam daftar olahragawan profesional paling dominan sepanjang sejarah.


9. Emil Zátopek (Atletik)



 

Dalam periode 1948-1951, Emil memiliki rekor 75 kemenangan lomba lari jarak jauh. Pria Ceko dengan julukan lokomotif ini memenangkan tiga medali emas pada Olimpiade di Helsinki tahun 1952. 

10. Rudy Hartono (Bulutangkis)        

 
Rudy adalah atlet yang paling sering menjuarai tunggal putra ALL England, turnamen yang hingga 1976 dianggap sebagai kejuaraan dunia tidak resmi. Dalam kurun 1968-1976, Rudy delapan kali menjadi juara (sekali kalah dari bintang Denmark Sven Pri di final 1975). Rudy juga enam kali memperkuat tim Piala Thomas Indonesia kurun 1967-1982 dengan hasil tiga kali juara. 1. Rocky Marciano (Tinju)

 Pada periode 1947 hingga 1956, Rocky memenangi 49 pertandingan tanpa putus. Memang, ada petinju lain dengan rekor kemenangannya lebih banyak seperti Jimmy Wilde (103 menang), Pedro Carrasco (93 menang), Sugar Ray Robinson (91 menang) dan Julio Cesar Chavez (81). Akan tetapi, hanya Rocky Marciano, petinju Amerika berdarah Italia ini, yang menang sebanyak itu tanpa pernah ternoda kekalahan.


2. Wilt Chamberlain (Basket)


 
Dalam kurun 1961-1963, dia sempat memenangkan 126 pertandingan berturut-turut dengan skor tiap pertandingan selalu lebih dari 20 poin. Dia adalah teror bagi tim lawan, bahkan rekor skor 100 poin pun sempat dibuat olehnya dan sulit terulang pemain lain selepas itu. Jika dikalkulasikan, rata-rata Wilt Chamberlain mencetak 50 skor per pertandingan.


3. Pele (Sepak Bola)


 
Pele pertama kali muncul di Piala Dunia pada tahun 1958 sebagai pemain muda berumur 17 tahun. Dia mencetak gol pertamanya di Piala Dunia ketika bermain melawan Wales di perempat-final, pertandingan kedianya di Piala Dunia. Saat usianya baru menginjak 17 tahun 239 hari, Pele dinobatkan sebagi pencetak gol termuda dalam sejarah Piala Dunia. Kehebatan Pele semakin terlihat ketika mencetak hattrick di pertandingan semi final melawan Perancis. Sampai sekarang, Piala Dunia 1958 di Swedia dikenang sebagai awal karier sang legenda. Tak berlebihan rasanya jika FIFA sampai menjulukinya sebagai King of Football. Pernah mencetak delapan gol dalam satu pertandingan tahun 1964, Pele juga mencatatkan diri sebagai pemain yang pernah enam kali mencetak lima gol dalam satu pertndingan, 30 kali quattrick, dan tak kurang dari 92 kali hattrick. sepanjang karirnya, Pele membukukan 1.281 gol dalam 1363 pertandingan.


4. Sebastien Loeb (Mobil Rally)


 

Sejak 2005, pria Prancis ini memenangkan tujuh gelar kejuaran reli dunia utama. Hebatnya, dia memenangkan gelar ini saat masih masuk tim besar, maupun saat akhirnya dia mendirikan tim sendiri dalam kejuaraan tersebut. Loeb juga dipuji karena gelar yang dimilikinya dinilai fair dan mutlak mengalahkan lawan-lawannya.


5. Michael Phelps (Renang)


 
Pada final Olimpiade tahun 2010, Phelps memenangkan delapan gelar sekaligus, sehingga kerap disebut perenang terbaik sepanjang sejarah. Kontroversi memang datang kemudiansoal keabsahan dia menjadi juara renang 100 meter, maupun saat dia tersangkut kasus narkotika. Akan tetapi, tak ada yang bisa membantah kehebatannya.


6. Alexander Karelin (Gulat)


 Pada periode 1987 sampai 2000, Kareli tak terkalahkan dalam kompetisi internasional yang diikutinya. Media massa asing menjulukinya The Beast and The Experiment, meski dia tak begitu mempedulikan julukan. Yang penting, siapapun lawannya di matras akan dikalahkannya. Karena itu, tak perlu heran jika dia memenangkan tiga medali emas Olimpiade dan sembilan kali juara dunia gulat!


7. Edwin Moses (Atletik)


 
Selama kurun 1977 hingga 1987, dia telah memenangkan 122 lomba lari jarak 400 meter tanpa cacat. Percaya atau tidak, selama sepuluh tahun lamanya, dia tak pernah berada di rangking kedua sekalipun. Dia juga menjadi juara Olimpiade dua kali.


8. Esther Vergeer (Tenis tunadaksa)


 
Sejak 2003, petenis tunadaksa berusia 29 tahun dari Belanda, Esther Vergeer, memenangkan 413 pertandingan tak terkalahkan. Karenanya, dia memenangkan 37 grand slam serta lima gelar Paralympic Games, termasuk di nomor ganda.Ester masuk dalam daftar olahragawan profesional paling dominan sepanjang sejarah.


9. Emil Zátopek (Atletik)



 

Dalam periode 1948-1951, Emil memiliki rekor 75 kemenangan lomba lari jarak jauh. Pria Ceko dengan julukan lokomotif ini memenangkan tiga medali emas pada Olimpiade di Helsinki tahun 1952. 

10. Rudy Hartono (Bulutangkis)        

 
Rudy adalah atlet yang paling sering menjuarai tunggal putra ALL England, turnamen yang hingga 1976 dianggap sebagai kejuaraan dunia tidak resmi. Dalam kurun 1968-1976, Rudy delapan kali menjadi juara (sekali kalah dari bintang Denmark Sven Pri di final 1975). Rudy juga enam kali memperkuat tim Piala Thomas Indonesia kurun 1967-1982 dengan hasil tiga kali juara. 

0 komentar:

Posting Komentar